http://www.clearlysurely.com |
AIDS merupakan penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Imunodeficiency Virus), yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini mampu menggerogoti sistem kekebalan tubuh sehingga daya tahan tubuh manusia menjadi lemah terhadap serangan berbagai jenis penyakit. Bayangkan saja jika sebuah sistem pertahanan perang sudah hancur, maka akan sedikit harapan untuk selamat. Begitu pula hal yang akan terjadi terhadap sistem pertahanan tubuh manusia. Ketika infeksi HIV berganti AIDS, maka segalanya akan sulit.
Nah, dalam menanggulangi bahaya AIDS ini,
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan secara terang-terangan Mengkampanyekan
sikap peduli terhadap penularan Virus HIV ini dengan melakukan pembagian kondom
gratis seperti yang dilakukan pada peringatan Hari AIDS Sedunia 1 Desember
kemarin. Na’asnya lagi, pembagian alat kontrasepsi ini dibagikan di jalanan
umum, dan terkadang diberikan ke sembarang orang, bukan di tempat-tempat yang
rawan akan penyebaran virus ini seperti tempat-tempat prostitusi dan
sejenisnya. Penulis sering menemukan, teman-teman sebaya penulis ketika
peringatan Hari AIDS Sedunia ini juga turut mendapat barang ini. Solusikah?
Atau malah akan mendatangkan mudharat lain setelah aksi kampanye ini?. Yang
jadi pertanyaan penulis, Apakah virus AIDS cuma bisa menyebar melalui hubungan
seks bebas sehingga pembagian kondom gratis ini menjadi solusi utama?. Terus
bagaimana dengan penyebaran HIV oleh pengguna Napza suntik? Apa solusi
pemerintah?.
Mati satu tumbuh seribu. Tuntas satu
masalah, muncul lagi beribu masalah. Liberalisme, langkah awal merusak generasi
muda. Tidakkah Pemerintah terfikir apa jadinya jika barang tersebut diterima
oleh pelajar-pelajar dan apa yang akan dilakukan oleh mereka terhadap benda
itu?. Manfaatkah untuk mereka terhadap barang itu?.
Banyak jalan menuju Roma, setidaknya itulah
pribahasa yang pantas dilontarkan terhadap kebijakan pembagian kondom gratis
ini. Sudah buntukah fikiran Pemerintah untuk menanggulangi masalah penyebaran
penyakit antabarantah ini?. Setidaknya ada solusi edukasi, tutup tempat-tempat
prostitusi!, kasih pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya AIDS. Solusinya
bukan dengan penurunan angka namun prilaku seks bebasnyanya masih ada atau
mungkin akan bertambah. Aneh? Mereka-mereka mengatakan itu hak asasi mereka,
kita tidak mempunyai hak melarang mereka berseks bebas ria asal tidak AIDS tapi
di lain pihak sang Menteri Pendidikan menanamkan program Pendidikan Karakter,
pendidikan moral bangsa.
No comments:
Write comments