Perkembangan zaman tak elak mengakibatkan terkikisnya
nilai-nilai, adat-adat, serta kebudayaan daerah. Musik, teater, tarian,
kesenian daerah kian hari kian kehilangan maruahnya di hati pemuda-pemudi kita.
Kesenian daerah umumnya hanya diminati oleh kalangan tua saja yang sadar akan
pentingnya melestarikan kebudayaan daerah yang merupakan identitas bangsa yang
harus selalu dijaga. Regenerasi pelestarian kesenian daerah ini sangat diperlukan agar kesenian khas yang
telah lama dibangun oleh leluhur dapat senantiasa terjaga kelestariannya.
Indonesia memiliki beragam suku bangsa yang mempunyai
ciri khas yang dituangkan dengan kesenian daerahnya masing-masing, seperti
jawa dengan kesenian wayangnya, cina
dengan kesenian barongsainya, dayak dengan berbagai macam tarian adatnya, dan
beragam bentuk kesenian daerah lainnya.
Hal ini merupakan satu bukti akan kayanya warisan
kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sangat disayangkan kesenian daerah
tersebut kian hari kian semakin ditinggalkan, hampir punah sebab kurang
diminati apalagi dipelajari oleh muda-mudi penerusnya.
Kesenian
daerah yang hampir punah dan dilupakan terkhusus oleh masyarakat melayu
Kalimantan barat yang bertempat tinggal di Dusun Malikian, Kabupaten Mempawah
diantaranya adalah “Mendu”. Mendu pertama kali dikembangkan oleh 3 orang pemuda
Mempawah yaitu Ali Kapot, Amat Anta dan Achmad. Ali Kapot yang berasal dari
dusun Malikian ini begitu gigih dalam meneruskan teater khas Melayu ini ke
anak-anaknya. Mendu merupakan bentuk teater yang mengkombinasikan seni tari,
drama, silat dan berladon atau nyanyian yang berisi pantun-pantun yang
disampaikan oleh satu pemain ke pemain lain secara bergantian. Teater ini
ditampilkan dengan cerita-cerita kerajaan seperti kisah 1001 malam, Zainal
Abidin Raja Kebanyam, Indra bangsawan, dan lain-lain. Teater ditampilkan secara
apik dibaluti dengan nuansa komedi yang akan membuat ketawa bagi siapa saja
yang menyaksikannya.
Dalam
pertunjukannya, teater mendu dibuka dengan tarian khas melayu seperti tarian Beladun
dan tarian khas Melayu lainnya. Tarian Beladun merupakan tarian pembuka Mendu
yang ditampilkan dengan pasangan pria dan wanita yang memakai baju khas melayu.
Untuk yang prianya menggunakan baju teluk belanga, sedangkan wanitanya
menggunakan baju kurung yang semakin menambah nuansa budaya melayu saat
ditampilkan.
Setelah dibuka dengan tarian melayu, Mendu dilanjutkan dengan tampilan teater atau drama kerajaan yang dikemas begitu apik, diselingi dengan nyanyian beladun dan lawakan yang kian membuat mendu ini menjadi semakin menarik untuk dinikmati. Mendu yang dikemas dengan lawakan membuat mendu layak dijadikan sebagai media hiburan rakyat bah Opera Van Java di televisi. Panggung yang digunakanpun tidaklah harus istimewa, cukup mendekorasi halaman kantor, atau halaman sekolahpun cukup untuk pementasan kesenian khas Melayu Mempawah ini.
Teater Mendu umumnya ditampilkan di acara-acara pesta sunatan dan perkawinan. Namun itu hanya dulu, kini bah ombak yang ditelan lautan, kesenian daerah ini hampir sudah tidak pernah ditampilkan kembali. Mendu hanya ditampilkan saat even-even besar di keraton Mempawah. Hal ini mengakibatkan generasi muda saat ini menjadi tidak kenal terhadap kesenian khas daerahnya yang kini bahkan sudah diakui bahkan dalam skala nasioal.
Kementerian
pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia tahun 2014 mengumumkan “Mendu”
sebagai warisan budaya tak benda milik
bersama Kalimantan Barat dan Kepulauan
Riau. Hal ini tentunya menggembirakan sekaligus memperihatinkan sebab warisan
budaya khas Melayu yang begitu indah ini begitu jarang dikenal di tanah
kelahirannya, khususnya masyarakat
Kalimantan barat yang berada di Kabupaten Mempawah. Hal ini bisa
dibuktikan dengan survei lapangan secara langsung di daerah dan kemudian
menanyakan perihal “Mendu” terhadap
generasi mudanya. Umum diantara mereka bahkan tidak mengenal apa “Mendu” itu
yang hakikatnya merupakan seni teater daerahnya.
Hal
diatas merupakan pekerjaan rumah bersama antara pemerintah dan kita selaku muda-mudi
yang lahir di Kabupaten Mempawah untuk kembali mengembangkan kesenian teater
khas melayu ini. Mendu dapat dikembangkan menjadi satu destinasi budaya kita.
Pemerintah harus bekerja keras untuk kembali mengenalkan kesenian teater ini
dengan sesering mungkin mengadakan even-even ataupun pertunjukan-pertunjukan
Mendu, agar kedepannya generasi-generasi mendatang tau dan dapat lebih cinta
terhadap budaya daerahnya. Kita kembalikan maruah Mendu di hati pemuda-pemudi
kita sebab jika Jawa saja punya pagelaran wayang, televisi punya Opera Van Java,
kita punya yang lebih indah, yaitu Mendu.
No comments:
Write comments